Cerpen misteri : Malaikat Hitam


Malaikat Hitam

Vino adalah tetangga baru Intan. Usianya 14 tahun. Ia penasaran dengan sosok Intan yang pendiam dan tidak punya teman di sekolah. Kalau teman-temannya Intan bilang,Intan itu anak yang aneh karena selalu suka sendirian.
Sejak kecil,Intan dapat melihat sosok bayangan mirp kepulan asap hitam yang mengikuti seseorang sebelum meninggal.namun tidak ada yang mempercayainya. Malahan dia dibilang anak aneh. Tak ada satupun anak yang mau berteman dengannya. Kecuali Vino.
Vino pertama kali melihat Intan sedang berdiri di pekarangan rumah saat Vino pertama kali tiba di rumah barunya tepat di samping rumah Intan. Vino tersenyum sambil melambaikan tangan namun Intan tidak tersenyum. malahan langsung balik badan dan masuk ke rumah.
Vino satu sekolah dengan Intan. Sebagai anak baru, Vino menjadi pusat perhatian dan sifatnya yang friendly membuatnya mudah mendapatkan teman. Sejak pertama kali masuk sekolah,Vino selalu melihat Intan duduk sendirian di lorong kelas dan tidak bergabung dengan murid-murid lain yang sedang bermain atau mengobrol saat jam istirahat.Vino bertanya pada Mae,teman sekelas Intan. Katanya Intan memang seperti itu. anaknya pendiam dan tidak mau berteman.
Suatu hari saat sedang main basket di lapangan. Vino melihat Intan sedang duduk sendirian di lorong kelas seperti biasa. Vino menghampiri Intan. Menegurnya. Namun lagi-lagi Intan hendak kabur. Vino dengan refleks menarik pelan tangan Intan.
“tunggu jangan pergi” cegah cowok itu.
Intan marah dan melepas genggaman tangan Vino. Tiba-tiba Tobi memanggil Vino untuk ke lapangan melanjutkan permainan. Vino dan Intan menoleh bersamaan melihat Tobi yang juga memandang mereka dengan heran.
“ tuh,,teman kamu manggil. Umurnya gak bakalan lama” kata Intan sambil berlalu pergi.
Vino terkesiap sejenak karena bingung dengan ucapan Intan. “maksudnya ?” Vino bertanya pada dirinya dan segera menyusul Tobi ke lapangan.

Besok malamnya saat hujan deras. Vino mendengar kabar kematian Tobi karena kecelakaan lalu lintas bersama ayahnya sore tadi. Vino merasa syok dan langsung mengadu pada orang tuanya. Keesokan paginya para murid dan juga kerabat menghadiri pemakaman Tobi. Saat yang lain beranjak pulang. Vino masih tetap berdiri di samping kuburan Tobi,merenungi kepergian temannya. Intan mendekat untuk menaruh bunga yang dibawanya. Vino menyadari kehadiran Intan disampingnya. Vino jadi teringat kata-kata gadis itu kemarin saat di sekolah.
“bagaimana kamu bisa tahu?”
Tanya cowok Vino. suaranya terdengar berat dan serak. Intan enggan menjawab,ia takut Vino tidak percaya dan juga mengatakannya gadis aneh seperti yang lain. Namun Vino masih menatapnya dengan penasaran.
Intan menjelaskan kalau sejak 3 hari lalu ia melihat sosok bayangan seperti kepulan asap hitam selalu mengikuti Tobi. Intan berkata,jika sosok itu muncul mengikuti seseorang,berarti orang tersebut akan meninggal.
Reaksi Vino tidak seperti yang Intan kira. Cowok itu mengangguk pelan. Matanya masih basah dan sembab. Ia percaya dengan penuturan Intan. Membuat hati gadis itu terenyuh,dan untk pertama kalinya ia tersenyum dan memeluk Vino. mereka berdua menatap sendu batu nisan bertuliskan nama teman mereka yang mulai hari itu tidak akan pernah berangkat ke sekolah lagi.
Sejak hari itu,sikap Intan sedikit berubah pada Vino. ia mulai mau diajak ngobrol,makan ke kantin dan mengerjakan PR bersama. meski yang lain awalnya memandang heran mereka berdua,Vino tidak peduli. Ia memahami sosok Intan,mengapa selama ini ia diam,mengapa selama ini tidak bisa berteman. Karena Intan dapat melihat sesuatu yang tak dapat dilihat oleh orang lain.
Intan dan Vino bersahabat hingga SMA. Vino dengan mudah mendapat teman baru. Namun ia tak pernah meninggalkan Intan yang sifatnya tidak berubah sejak smp,pendiam dan selalu menyendiri.
Sejak kecil Intan suka sekali hujan. Suara hujan meredam semua suara yang menganggu pikirannya. Intan sering menatap hujan dari balik jendela,dan saat itu Vino juga pasti muncul dari balik jendela kamarnya untuk menggoda Intan. Intan hanya tersenyum setiap kali digoda oleh Vino. Semakin tumbuh dewasa,Vino menyadari bahwa rasa sukanya pada Intan bukan lagi rasa suka sebagai teman seperti dulu saat mereka smp. Vino menyukai Intan lebih dari seorang teman.
Suatu hari Intan melihat sosok bayangan seperti kepulan asap hitam itu lagi. Mengelilingi rumah Vino. Intan mengamati dengan risau dari teras kamarnya. Intan ingin bercerita pada Vino namun ia tak mau sahabatnya merasa khawatir. Seminggu kemudian ibu Vino jatuh dari kamar mandi dan dan meninggal di rumah sakit. Intan menemani Vino disampingmakam ibunya. Intan meminta maaf karena tak menceritakan pada Vino tentang sosok bayangan yang ia lihat mengelilingi rumah Vino. Vino tersenyum lantas berkata
“ semua orang pasti akan meninggalkan dunia ini Tan, meski kita nggak tahu kapan”
Beberapa tahun kemudian saat Vino pulang kuliah. Intan melihat sosok itu lagi. Kali ini ia selalu menempel pada Vino. Intan merasa ketakutan. Firasatnya mengatakan bahwa sebentar lagi Vino juga akan meninggal karena munculnya sosok bayangan itu. Intan tiba-tiba berubah menjadi protektif pada Vino dan mengikuti kemanapun Vino pergi hingga membuat cowok itu keheranan.
“masa aku mau ke kamar mandi kamu ikutin juga,Tan?” tanya Vino dengan nada meledek sambil tertawa kecil. Namun Intan tak tertawa sama sekali. Vino tahu Intan merahasiakan sesuatu dan menanyakannya
“nggak ada apa-apa” jawab Intan menyembunyikan ketakutannya.
Karena takut Vino semakin curiga. Intan mengatakan bahwa ia menyukai Vino dan selalu ingin bersamanya. Vino sangat senang dengan pengakuan Intan. Akhirnya mereka pacaran. Suatu hari sehabis pulang menemani Vino latihan basket. Mereka mampir di sebuah cafe. Saat duduk di cafe,Intan melihat seorang anak yang ingin menyeberang jalan yang penuh dengan kendaraan melintas. Anak itu menyeberang dengan tidak hati-hati. Intan buru-buru keluar ingin membantu anak tersebut menyeberang namun saat langkahnya baru sampai di tepi jalan,seseorang mendorong tubuhnya hingga tersungkur di aspal beriringan dengan suara benda jatuh yang sangat nyaring hingga membuat semua orang kaget dan berteriak mengerumuni Intan. Intan merintih ditindis tubuh seseorang. orang tersebut adalah Vino,wajahnya berlumur darah dari tetesan kepala belakangnya yang hancur. Vino terkena jatuhan bata dari atas sebuah bangunan yang belum jadi. Intan tersadar dan histeris seketika. Perlahan bayangan hitam itu melingkupi seluruh tubuh Vino yang penuh dengan pecahan bata dan lumuran darah hingga Intan tak dapat melihatnya. Intan histeris. Meminta tolong. Beberapa menit kemudian ambulan datang namun dalam perjalanan ke rumah sakit Vino meninggal dalam ambulans. Intan menangis histeris. Vino mati karena melindunginya.
Tahun demi tahun berlalu. Intan berdiri di depan sebuah makam bertuliskan nama Vino. ia masih ingat kejadian beberapa tahun lalu saat Vino meninggal di atas tubuhnya. Cowok itu mati karena melindunginya, Vino meninggal tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Intan kembali seperti dulu,sendirian. Menjadi sosok aneh pendiam yang tak memiliki teman. Satu-satunya sahabat yang ia miliki telah pergi. saat itu juga beberapa orang nampak menghadiri pemakaman baru di seberang sana. Peti mati baru diturunkan. Beberapa orang menangis dan pendeta mulai berkutbah. Intan melihat sosok bayangan hitam diatas batu nisan tersebut perlahan turun menyentuh tanah. Kepulan asap yang membentuk bayangan itu berubah menjadi sosok berbentuk seperti manusia,berjubah hitam,tatapannya lurus memandang peti mati lalu membuka buku dan mengeluarkan sebuah kertas yang ia baca dengan pelan. Intan mengamati sosok itu membaca tanpa suara. Intan perlahan mendekat. Orang-orang yang menghadiri pemakaman mulai bubar satu per satu memberi celah untuk Intan melihat sosok itu dengan lebih jelas. Bola matanya hitam pekat dan kepalanya tak berambut. Sebuah cincin jamrud melingkar dijari telunjuknya yang panjang hingga menampakkan urat-urat biru dari balik kulitnya yang putih pucat. Sosok itu masih membaca tanpa suara. Ketika selesai,sosok itu mengangkat kepalanya dan memandang Intan lalu tersenyum. Intan hanya terdiam terpaku menatap sosok itu. Bibir Intan terbuka ingin mengatakan sesuatu namun bibirnya kelu. Tubuhnya gemetar.
Akhirnya sosok itu bersuara dan mengucapkan “selamat datang”
Intan terperangah. Apakah sosok itu menyapanya? Namun pandangannya tak tertuju pada Intan,melainkan seseorang di belakangnya. Intan menoleh ke belakang. Sesosok bayang hitam seperti kepulan asap mengelilingi punggung Intan. Intan terperanjat. Wajahnya menjadi pucat pasi dan seluruh tubuhnya terasa dingin. Apakah dia...
“selamat datang ke bumi,malaikat hitam. Apakah gadis ini yang akan kamu bawa?” sosok bercincin jamrud itu bertanya dengan suara yang sangat berat pada bayangan di belakang Intan tersebut. Intan mengamati mereka bergantian. Bayangan hitam itu perlahan berubah bentuk menjadi sosok berjubah hitam yang wajahnya bersembunyi di balik penutup jubah. Hanya jemari panjang dan lentiknya yang terlihat menyembul dari lubang jubahnya. Malaikat hitam itu mengangguk.
“kapan?” tanya sosok bercincin jamrud itu lagi
“minggu depan” jawab malaikat hitam. Suaranya sangat besar hingga serasa memenuhi seluruh bumi. Sosok bercincin Jamrud itu mengangguk pelan lalu mengucapkan selamat tinggal pada malaikat hitam tersebut dan~menghilang.
Intan berjalan dengan kaki gemetar sambil meremas baju dibagian dada dan menggigit bibirnya meninggalkan pemakaman.
Di dalam mobil,Intan memejamkan mata dan menarik nafas dalam-dalam. Malaikat hitam telah sampai padanya. Sebentar lagi ia akan pergi. Intan menenangkan diri dan menelan rasa takutnya. Yang harus dia lakukan sekarang adalah mengunjungi satu per satu orang terdekat juga teman-temannya untuk meminta maaf atas kesalahan yang pernah ia lakukan dan mengucapkan selamat tinggal pada semua orang yang pernah ada dihidupnya.

Comments

Popular posts from this blog

Menyapu Perih

Pelangi Sehabis Hujan