Sebuah Rahasia _ Part 1_
Jonathan selalu
mengatakan Eshly, adik semata wayangnya. ‘ Jadikan
hidupmu seperti Dongeng meski kenyataannya tidak seperti itu ‘.
Siang ini bunga
Lili tumbuh mekar disekitar area pemakaman. Angin bertiup menerbang-nerbangkan
rambut Eshly.
Eshly berdiri
didepan Jonathan sambil memegang Pigura besar berisi Foto Ibu mereka. Ia berada
diantara orang-orang yang menghadiri pemakaman hari ini.
Eshly terbangun
dari tidurnya. Tubuhnya basah oleh keringat. Ia bermimpi buruk lagi. Disaat seperti
ini ia membutuhkan Jonathan. Eshly bangkit dari tempat tidur dan membuka pintu
kamarnya yang gelap. Ia melihat Kakaknya sedang mengobrol serius diruang tengah
dengan 2 Orang Pria yang Eshly kenal sebagai Pengacara keluarga mereka.
Jonathan masih mengenakan Kemeja hitam dan celana Blous hitam yang ia pakai sejak tadi siang diacara pemakaman Ibu mereka. Eshly membuka lebar
pintunya dan menimbulkan bunyi. Jonathan menoleh kearahnya sambil tersenyum.
Eshly menyeret
kaki dan tas sekolah dengan malas menuju ruang makan. Jonathan yang telah duduk
di Meja makan menikmati sarapannya menyapa Eshly dan menarik kursi untuk
adiknya. Eshly duduk dengan gontai dan wajah terlihat lesu. Asisten Rumah
tangga yang menyiapkan sarapan memandang dengan Iba. Ini adalah hari pertama
tanpa sang Ibu dan mereka tetap berangkat kesekolah.
Jonathan mengambil
sarapan untuk Eshly, mengajaknya mengobrol dan bersikap seperti biasa.
‘ saat Ibu
meninggal pun Ayah tidak datang dan Kau seolah tidak pernah bersedih ‘ Ucap
Eshly dengan lirih sambil memandang dengan tatapan kosong keluar Jendela.
Jonathan
tersenyum dan mengusap rambut Eshly.
‘ Hari ini Ayah
datang. Dan Aku...’ Jonathan diam sebentar sambil memandang Eshly
‘ Seandainya
aku menampakkan wajah sedihku pasti kau akan lebih sedih lagi ‘ Kata Jonathan.
Eshly tertegun sebentar memandang wajah Kakaknya yang kembali menikmati
sarapan.
Pukul 06.30 . murid-murid
SMA Global masih ramai berkumpul diluar kelas. Ada juga yang sedang bermain
basket dilapangan sambil menunggu bunyi bel. Eshly menyapa teman-temannya saat
tiba didepan pintu kelas sambil melambaikan tangannya dan tersenyum. Adya teman
sebangkunya yang sedang duduk dipintu lorong depan kelas memandangnya dengan
simpati. Gadis mungil didepannya pasti berusaha menyembunyikan kesedihan itu.
Adya memeluknya
diikuti teman-teman yang lain. Eshly tersenyum dan memeluk mereka. Ia menjadi
semangat mengikuti ulangan hari ini. Jonathan melihatnya dari kejauhan dan
tersenyum.
Seorang wanita
Berambut coklat dan bertubuh tinggi langsing memasuki ruang guru. Ia mengobrol
dengan Pak Lim untuk meminta izin bertemu dengan Jonathan yang sedang latihan
hari ini. Pak Lim menyuruh salah satu murid memanggil Jonathan yang ada di Gedung
Olahraga. Pak Lim memandang wanita itu dari kepala sampai kaki. Ia tidak pernah
melihat wanita itu sebelumnya.
‘ Permisi Pak,
anda mencari saya ? ‘ Jonathan tiba didepan mereka. Sejenak ia menatap Wanita
asing disebelahnya.
‘ kamu belum
Latihan ? ‘ tanya Pak Lim saat melihat Jonathan yang masih mengenakan seragam
sekolah.
‘ saya baru mau
ganti baju Pak ‘ Jawab Cowok itu. Pak Lim mempersilahkannya duduk dan
meninggalkan mereka berdua.
Untuk beberapa
detik Jonathan memandang wanita itu setelah memberi salam. Wanita itu tersenyum
dan mengulurkan tangannya.
Jonathan
membanting Pintu dan berlari menyusuri setiap Lorong kelas menuju belakang
sekolah. Ia berhenti ditaman sambil mengatur nafasnya yang tersengal-sengal. Akhirnya wanita itu datang untuk menemui
Eshly. Jonathan membayangkan wajah wanita itu lagi, tetap cantik seperti
dulu saat pertama kali ia lihat bersama Ayahnya meski kini penampilannya sangat
berubah hingga ia tak mengenali.
Airin mengobrol
dengan Jimmy yang baru tiba di Rumah. Ia mempersilahkan Airin meminum teh yang
pelayan rumahnya suguhkan.
‘ Aku menemui
Jonathan siang tadi, aku pikir kamu belum pulang dari Jepang ‘ Ucap Airin
sambil meminum tehnya. Jimmy tersenyum. ‘ Aku baru tiba hari ini ‘ Ujarnya. ‘
Aku kemari hanya untuk menagih janji 16 Tahun yang lalu ‘ ucap wanita itu.
Jimmy terdiam
‘ Sarah baru
meninggal kemarin ‘
‘ Aku hanya ingin
kamu menepati janji ‘ Airin memotong ucapan Jimmy
‘ Eshly masih
butuh waktu untuk menghilangkan kesedihan setelah ditinggal Sarah. Jika mengetahui
ini lebih awal dia akan syok. ‘ Jimmy mengatakan pada Airin. Wanita itu diam
sesaat sambil menahan air mata. Ia berusaha tegar didepan Pria itu.
Airin menarik
nafas. Ia memandang satu persatu foto diatas meja ruang tengah. foto seorang
Gadis berusia 14 tahun memakai baju karate tersenyum lebar dengan medali emas
melingkar dilehernya dan sebucket bunga ditangan kirinya. Jonathan memeluk
gadis itu.
Airin tersenyum
melihat foto itu. Tanganya yang putih dan lentik menyentuh kaca Figura dengan
lembut. Kapan dia akan memanggilku Ibu ?
Comments
Post a Comment